Jumat, 30 Maret 2012

HTLA 10

Aku pun mengalir
Menawarkan 
buih riak-riak kecil dan pasir
menghirup
jiwa kelam hutanhutan
Dan hatimu yang kehausan
ingin 
ku tampung
keindahan kalbumu
hingga ruah bahagiaku
sayangku
mari kita naik balon udara
mengelilingi senja...
awan-awan kepedihan
menunggu untuk kita panen
berdua

Kamis, 29 Maret 2012

HTLA 09

Berbisiklah pelan-pelan senja
Di bangku taman 
Seseorang sedang membangunkan kesepian
Dihatinya ada yang menetes sepi
bagai
Leleh lilin yang dibakar api
Matanya yang menyerupai jendela
menyimpan hari yang panjang
gemetar cahaya
dan jerik katakata
Mencari 
Cinta yang ajaib
hingga tebingtebing 
yang curam pun gemetar
dibawah tatapan matanya

HTLA 08

Adakah jejakku 
yang kau ingat dalam setiap detik waktu
seperti 
tetesan kecil dimatamu 
telampau jauh 
mataku yang pisau tak membelah apa-apa
Selain sunyi
Hanya menangkap derap matamu
Senyummu yang jenaka
Bibirmu yang nakal
Tuhan...
Ceritakan kepadaku 
kabar LelakiMu itu
HTLA 07


Nyanyian pagi 
Yang Damai
Lengkap dengan 
Sorotan mentari yang lembut

tak lagi terdengar suara kenalpot 
tak lagi terdengar klakson
tak lagi ada polusi dan kegersangan
Hanya nafas teratur terasakan

kini
kian menjauh
Cahaya di langit
Mega merah pun mulai menanjak
Aku Masih tetap 
Bernyanyi dengan 
Kemampuanku

Semakin ku nikmati
Nyanyian tersohor ini
Pemilik pundi pungung pun 
turut mendendangkan 
Semakin indah
Ohh...
ternyata mega kini telah meninggi
memintaku
tutupi lagu dengan penghormatan

Aku
Bukan lagi keistimewaan elang
Aku
Menantang
cahaya kekuningan dan terang 
Inilah aku ketika redup dan terang

HTLA 06

Teriknya mentari memanggang kulitnya
Tiada kesah maupun keluh
beralaskan sebuah tikar
beratapkan plastik 
Darah di Jiwa
Tetap Menyuluti 
Bukannya hembusan daun mampu menyejukkan
Coba ku tapaki...

Warnawarna hijau 
Terus dicari
Nafas-nafas berlarian bersama darah
Tidak pernah berhenti
Meski penat menyelimuti wadahnya
Demi Buah
Yang Ranum

Selasa, 27 Maret 2012

HTLA 05




Menarinari diatas awan kepalaku
Bualan itu
Masih saja kosong
moncong 
Denting jam telah berbunyi
Seketika rotasi
Tubuh ini
Menelusupi ruang gelap
Menerobos kesunyian
Mendapati titik cahaya
Di Kegemerlapan dunia
Asal 
Tak mengerti
Entah 
Apakah abu masih berasal dari Arang
Hemm,,
Bodoh sekali
Anak ingusan ini
Masih saja mengusik remote
yang tak lagi berarti
Menatapnatap tajam
Di wajah 
ku asingi




Senin, 26 Maret 2012

HTLA 04


Mualmual 
bagaikan wanita hamil
Berganti inang 
Menjelmah kokoh
Lalu
Kilasan itu tersimpang dalam 
2 model yg bergaya bebas
Tragis 
Mualmual tak kunjung hilang
satu 
perbatasan
Berikan garis menuju Arsh
Begitu indah
Sambutan pagi ini
Merekah dengan sendirinya bunga di pipi
Mengembang menjadi 
hiasan 
Indah sekali 
senyum di bibir
Kali ini
Tertunduk segala yg ada
Terpejam sembari mengagungkan
Ahh subuh
Kau tunjuki
Mawar dan Melati terindah
dan kau berikan aku keduanya



HTLA 03

Gemericik Air di Karya Sahabat
Bukan Topeng 
Dan
Bukan Kiasan
Pelangipelangi 
indah dengan corak yg berbeda
Semilir..
Angin 
hembusanmu 
membelai rambut
Pelangi masih tetap saja sama
'Sang elang'
Kenapa kau menyising
Indahkan pelangi ini
sebelum menghilang
di tak 
Keberartian akal yg bernafsu


HTLA 02

Katakata mu
masih jelas terasa'
Katakata mu
 masih begitu membekas di rasa'
Katakata mu
 masih tersisa di jiwa
Bohong
Kalau Dunia ini begitu datar
Bohong bila 
Kenyataan tak selaras dengan rasa
Bohong
Bila mata tak selaras dengan hati
Bohong 
Bila 3 berpaduan 
Hanya sekilas dan tak berbekas
Oh, malam 
Kenapa kau tampakkan juga
Rembulan yg utuh?

HTLA 01


NyawaNyawa terdampar tak berdaya
Melintasi anyirnya kenyataan terasa
Kau 
Sepercik cahaya yg melintas di sky
Seperti sebuah dongeng malam
Bagai
Busabusa kenyamanan yg merah
tak dapat memudar dan menguning
Dilematis
Pintupintu tertutup rapat
tak ada kehidupan tak ada berita
Senyum itu begitu merekah
Di kegetiran SisiSisi