Rabu, 26 September 2012


Sukses itu dengan kerja keras
Dan memeras sebagian akal untuk mendukungnya
Bukan berdiam diri atau merangkak
Kemudian menyerah
 mencari cadar  menutupi kegagalan
Sembari Berlari
Meletakkan cadas pada Tubuh lain
(Eli Tb LAmour)



Ilmu itu di dapat dari Lidah yang gemar bertannya
dan akal yang suka berfikir
(Abdullah bin Abbas)




Kata-kata itu tenaga yang luar biasa. 
Seandainya mulut Hitler di plaster, perang dunia ke 2 tak akan ada



Seseorang dengan wawasan yang cukup 
untuk mengetahui kekurangannya berada paling dekat 
dengan kesempurnaan

Selasa, 25 September 2012

Kadang, masalah adalah satu-satunya cara untuk tahu 
siapa yang tulus peduli padamu dan siapa yang berpura-pura jadi temanmu 
( @AidiMs)
HTLA 017


Dan
Kembali lagi aku pada buih-buih kenistaan
Kelalaian-kelalaian yang berlalu
Dalam himpunan aliran air
Menelusupi kekentalan lumpur yang di lelehkan

Terperangkap kaki, hati, mata dan jiwa
dalam penjara sepenggal pengenalan manusia
yang ku coba berlari 

Melucuti pakaian dari kobaran api
Berpadu dalam gema halilintar
Terus berlari 
menapaki terjalnya kerikil kekerasan hati
hingga tak ku temui persinggahan

Hujan telah mengguyuri bumi
Mengguyuri pipi ini
Mengguyuri darah ini
Mengguyuri danau kubangan yang ku bangun sendiri
Berkelit dalam ilalang tak berarti
Bersama dalam 
Kegersangan jiwa, bumi ini

Kamis, 20 September 2012

HTLA 016


Aku tak perlu duduk di bangku tua ini
Dengan
Cerita usang nan misteri
Berbukit-bukit kegagalan dan kecurangan

Bertabur bunga-bunga kesendirian
Biarkan laila menemukan majenun
Sebuah sambungan nama dalam kelopak mawar

Segores keagungan akan prestasi
Setitik basi dalam benjana
Telah berlalu yang di tata
Telah terukir yang sempat di pantri

Biarkan laila mencari majenun
Sebuah pasangan nama dalam kelopak mawar

Terpaku dalam majas-majas kehidupan
Terhina dalam cerca-cerca penantian

Oh...transit kemana lagi kan dijumpai.

Senin, 03 September 2012

Jiwa-jiwa Kealam Naif Meratapi


Merugilah jiwa-jiwa naif tak terbalaskan...
Pada mutiara-mutiara di dasar lautan...
Pada perapian di gemerlap Dunia...
Pada sambutan Syurgawi...
Pada Rimbunnya dahan kegagahan...
♥♥♥......
Berlemah lembutlah Dewi...
Pelabuhan indah akan di tata rapi sang ilahi..
Senyum merekah, bertabur kasturi...
Disanjung jiwa-jiwa kelam naif meratapi...
Kesah desah kebodohan akali...
♥♥♥.......
Di hempaskannya cinta-cinta sejati...
Di Tebarkannya duri-duri 3 peraduan
Hanya kelam yang ditemukan di balik...
Keindahan jiwa tercampahkan....
♥♥♥........
LAmour Ntuch Eli, 2012

Sang Lukisan


Ada warna yang pernah kau tuangkan
Ada seulas corak yang kau lukiskan
Ada sosok yang selalu menjadi media
***
Hitam tak mampu menghapus corak yang ada
Putih tak mampu menyamarkan warna yang ada
Nampak merah yang menyuluti lukisan itu
Sebuah bola mata yang membara
Sekejam senyuman ditorehkan
Namun tetap di memori terkasih
***
Segaris kau tambahkan
Pada bara mata yang murka
Sejuta kesetiaan
Menembus dada sang lukisan
Shaum ku atas kemurkaan ini..,."

Eli Marlina, 2012

Lubang Putih


Hanya Kumparan putih mengelilingi
Meski.....
Liuk-liuk  ukiran mas terpantri
Desain-desain keAgungan memonopoli
Dan
Pagar-pagar kesucian membentengi
Yang terlihat hanyalah kumparan putih
..
Suara-suara kedamaian menghampiri
Jiwa-jiwa kelam ketakutan dan berlarian
Namun....
Lirih nyanyian-nyanyian Cinta memanggil
Aroma wangian-wangian syurga pun merebak
Merambat, menusuk dan mematikan Indra
Menarik-narik tubuh ini kedalamnya...
.
Mata-mata kesopanan menatap tajam
Cambuk dan panah penyesalan di lepaskan
Takberdaya ku di depan sang Raja....
Pada Cadas-cadas kehidupan di tangisi
Pada Matanya yang merupai jendela…
Yang menyimpan hari yang panjang…
Ku sebut kau "Lubang putih"
Yang  Menelankanku dengan bilangan-bilangan cinta.

Eli Marlina, 2012

Hilang Merindu


Pagi itu...
Embun masih bergemerisik..
Di hela dedaunan menari menepis ke rinduan senja...
Menghela nafas yang tidak beraturan
Menitipi semburan ke sejukan malam..

Terasa secarik rona di pipi melelehkan hati..
Akan hadirnya...
Senyuman tipis yang membakar hati
Semburat mata tajam menusuk, menghilangkan kesadaran
Sepolesan tubuh tegak menyejukkan
akankah kan kembali...,
yg raib dari matamu..
ciuman
selembut satin
bisik kecil
penunggang musim
seolah...
menjelma makam
dalam sajakmu
telah hilang di matamu...
»»